Pages

Selasa, 05 Oktober 2010

Path Lose & Noise

Path Loss
Path Loss adalah loss yang terjadi ketika data / sinyal melewati
media udara dari antenna ke penerima dalam jarak tertentu. Path loss dapat
timbul disebabkan oleh banyak faktor, seperti kontur tanah, lingkungan
yang berbeda, medium propagasi (udara yang kering atau lembab), jarak
antara antena pemancar dengan penerima, lokasi dan tinggi antena.
Path loss merupakan komponen penting dalam perhitungan dan
analisis desain link budget sistem telekomunikasi. Perhitungan path loss
dengan menggunakan rumus Okumura-Hata model untuk urban area.
Model Hata didasarkan atas pengukuran empiris ekstensif yang dilakukan
di lingkungan perkotaan.
Dengan jarak antara mobile station ke base station dibuat teratur,
mulai dari jarak 0,1 km sampai dengan jarak 20 km. Persamaan Hata dapat
diringkas sebagai berikut:
LHata (urban) [dB] = 69,55 + 26.16 x log (f) + [ 44,9 – 6,55 x log (hb) ] x
log (d) – 13,82 x log (hb) – A (hm) (1)
Dimana :
A (hm) [dB]= [11 x log (f) – 0,7] x hm – [ 1,56 x log (f) – 0,8 (2)
Dengan :
Lhata : Path loss (dB)
f : frekuensi (MHz)
hb : node B antenna height (m) = 30 m
d : jarak dari node B ke antenna mobile (km)
A (hm) : mobile antenna height gain correction factor
hm : mobile antenna height (m) = 1,5 m

Nilai path loss dapat menggunakan persamaan (1) sehingga:
LHata (urban) [dB] = 69,55 + 26.16 x log (f) + [ 44,9 – 6,55 x log (hb) ] x
log (d) 13,82 x log (hb) – A (hm)
Berdasarkan persamaan (1) tersebut, perlu dihitung nilai faktor
koreksi dari antena mobile station (A (hm)) terlebih dahulu dengan
menggunakan persamaan (2) dimana nilai tinggi antena mobile adalah 1,5
m sesuai dengan parameter yang terdapat pada Tabel 6.
A (hm) [dB] = 3,2 x [ log ( 1175 x hm )]² – 4,97
= 3,2 x [ log (1175 x 1,5)] ² - 4,97
= 28,75 dB
JETri, Volume 7, Nomor 2, Februari 2008, Halaman 1 -20, ISSN 1412-0372
12

Hasil perhitungan faktor koreksi dari antena mobile station (A
(hm)) diatas sebesar 28,75 dB, dan berdasarkan data dari PT. Telkomsel
pada Tabel 6, dengan nilai frekuensi (f) yang digunakan adalah 2130 MHz,
tinggi antena Node B (hb) 30 m dan tinggi antena mobile (hm) 1,5 m
dengan jarak dari node B ke McDonald sejauh 0,6 km, maka dapat
dimasukkan kedalam persamaan (1) sebagai berikut:
LHata (urban) [dB] = 69,55 + 26.16 x log (f) + [44,9 – 6,55 x log (hb)] x
log (d) – 13,82 x log (hb) – A (hm)
= 69,55 + 26.16 x log ( 2130) + [44,9 – 6,55 x log (30)]
x log (0,6) – 13,82 x log (30) – 28,75
= 99,64 dB

sumber : 14.1-Indra-yuli-septiana-analis-perhit-1-20.pdf


NOISE

Gangguan ini terjadi karena adanya sinyal-sinyal yang bercampur(distorsi) yang tidak diinginkan .Berikut jenis-jenis NOISE yang biasa ditemukan pada media copper :


1. Thermal Noise

Thermal noise terjadi di dalam setiap perangkat komunikasi, termasuk komponen pasif. Noise ini dihasilkan oleh gerak elektron yang bersifat acak. Setiap peralatan dan medium transmisi turut menyebabkan terjadinya thermal noise jika peralatan atau medium tersebut bekerja pada suhu di atas nol Kelvin. Noise ini memiliki distribusi energy yang uniform untuk setiap frekuensi. Sementara itu, level dari noise memiliki distribusi Gaussian. Thermal noiseini merupakan faktor penentu batas bawah sensitivitas sistem penerima.


2. Intermodulation Noise

Noise ini muncul akibat gejala intermodulasi (IM). Maksudnya, apabila kita melewatkan dua sinyal masing-masing dengan frekuensi F1 dan F2 melalui suatu medium atau perangkat non-linier, maka akan dihasilkan frekuensi-frekuensi spurious yang berasal dari frekuensi harmonisa sinyal. Frekuensi yang dihasilkan bisa berupa orde dua, tiga, maupun empat.

Bebagai sebab terjadinya IM:

  1. Pengesetan level yang tidak tepat, apabila terlalu tinggi, maka akan memasuki daerah kerja nonlinear.
  2. Delay selubung yang nonlinear
  3. Kerusakan pada alat

3. Crosstalk

Crosstalk merupakan kopling yang tidak diinginkan antara dua jalur sinyal. Penyebabcrosstalk antara lain:

  1. Kopling elektris antar media transmisi
  2. Kontrol respon frekuensi yang buruk
  3. Performansi nonlinear dari sistem analog

Ada dua jenis crosstalk :

  1. Intelligible crosstalk. Bila crosstalk menyebabkan paling tidak ada empat kata yang dapat didengar (dari sumber yang tidak diinginkan) selama percakapan 7 detik
  2. Unintelligible crosstalk. Setiap bentuk gangguan akibat crosstalk lainnya

4. Impulse Noise


Impulse noise merupakan noise tidak kontinu yang terdiri dari pulsa-pulsa tak beraturan ataunoise spikes berdurasi pendek dengan amplitudo yang relatif tinggi. Spike-spike ini biasa disebut hits. Impulse noise ini sangat mengganggu transmisi data.


sumber : http://anantoep.wordpress.com/)



0 komentar:

Posting Komentar

About this blog

Welcome